Selasa, 20 Oktober 2015

Psikologi Manajemen : Kekuasaan

Kelompok 3 ( Durian )
  1. A Salman Dimastara
  2. Ayu Rosita Nur Awaliyah
  3. Citra Anggraeni Aprilia
  4. Fani 
  5. Sastia Juliana
  6. Yenti Astuti
PENDAHULUAN
    Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta manusia. Karena kekuasaan sendiri mempunyai sifat yang netral, maka menilai baik atau buruknya harus dilihat pada penggunaannya bagi keperluan masyarakat. Keuasaan yaitu kemampuan untu mempengaruhi  pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan.     Kekuasaan mencakup kemampuan untu memerintah  (agar yang diperintah patuh) dan juga untuk memberi keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung memengaruhi tindakan-tindakan pihak lain.
1.    Definisi Kekuasaan
•    Max Weber mengataan KEKUASAAN merupakan kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadaran masyarakat atau kemauan-kemauannya sendiri dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu.Dengan perkataan lain, orang atau orang-orang yang memilikki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau pemimpin kelompok atau organisasi itu.
•    El-Ansyari and Stern (1972) menjelaskan bahwa kemampuan tersebut diperoleh bila suatu entitas (orang atau organisasi) memiliki sumberdaya kekuatan atau kekuasaan (sources of power), seperti: kekuasaan karena memiliki kekayaan strategis (strategic assets): memiliki aktivitas berwujud (tangible assets), kecerdasan atau keahlian, kekuatan hukum dan politik, memiliki atau menguasai informasi, dan memiliki hak untuk menghukum atau memberikan imbalan.
•    Emerson (1962) menjelaskan bahwa kekuatan atau kekuasaan melekat dalam pertukaran sosial, dan bukanlah atribut dari pelaku pertukaran, karena power akan selalu ada dalam setiap pertukaran sosial. Oleh karenanya, definisi kekuatan/kekuasaan dalam konteks hubungan antar entitas organisasi menurut Emerson (1962) adalah kemampuan satu pihak mempengaruhi pihak lain untuk mentaati ketentuan dan atau merubah suatu kondisi yang tidak mendukung keberlangsungan suatu hubungan. Pengertian yang dibangun Emerson (1962) lebih diarahkan pada bagaimana satu pihak dapat mengendalikan pihak lain demi terwujudnya kerjasama yang berkesinambungan, agar pihak yang bekerjasama dapat disiplin, dan taat azas demi mencapai tujuan kerjasama.



2.    Sumber kekuasaan menurut French dan Raven ada tiga yaitu:
1.    Kedudukan
2.    Kepribadian
3.    Politik

1)    Kekuasaan yang Bersumber pada Kedudukan
    Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi ke dalam beberapa jenis yaitu:
1.    Kekuasaan formal atau legal
Termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri dan sebagainya yang mendapat kekuasaannya karena ditunjuk atau diperkuat dengan peraturan atau perundangan yang resmi.
2.    Kendali atas sumber dan ganjaran
Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya dan sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan jenis ini.
3.    Kendali atas hukuman
Ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran biasanya juga terkait dengan kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang sumbernya hanya kendali atas hukuman saja. Kepemimpinan jenis ini adalah kepemimpinan yang di dasarkan pada rasa takut. Contohnya adalah preman-preman yang memunguti pajak dari pemilik-pemilik toko. Para pemili tokoh mau saja menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas 1 SMP takut kepada seniornya murid kelas 3 yang suka memukul sehingga kehendak seniornya itu selalu dituruti.
4.    Kendali atas informasi
Informasi adalah ganjaran positif juga bagi yang memerlukannya. Oleh karena itu, siapa yang menguasai informasi dapat menjadi pemimpinan.
5.    Kendali ekologik (lingkungan)
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi (situational engineering), contohnya adalah kendali atas penempatan jabatan. Seseorang atasan manajer atau kepala bagian personalia, misalnya mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh menentukan posisi anggota-anggotanya. Demikian pula komandan atau kepala suku yang berhak menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh bawahan dan anggotanya.

2)    Kekuasaan yang Bersumber pada Kepribadian
    Kepemimpinan yang bersumber pada kekuasaan karena kepribadian yang berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagai berikut:
a.    Keahlian atau keterampilan
Dalam salat berjamaah dalam agama islam, yang dijadikan pemimpin salat (imam) adalah yang paling fasih membaca ayat alquran. Disebuah kapal atau pesawat udara, penerbang yang paling terampillah yang dijadikan nakoda atau kapten. Pasien-pasien dirumah dirumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin atau panutan karena dokterlah yang dianggap paling ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
b.    Persahabatan atau kesetiaan
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin. Ibu-ibu ketua kelompok arisan, misalnya dipilih karena sifat-sifat pribadi jenis ini. Ibu theresa, biarawati  yang hidupnya sepenuhnya dibaktikan untuk menolong anak-anak miskin di bombay, dianggap sebagai pemimpin karena persahabatan dan kesetiannya kepada anak-anak tersebut. Demikian juga halnya dengan pemimpin yayasan panti asuhan dan lembaga sosial lainnya.
c.    Karisma

3)    Kekuasaan yang Bersumber Politik
Selanjutnya, kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas beberapa jenis
•    Kendali atas proses pembuatan keputusan
•    Koalisi
•    Partisipasi
•    Institusionalisasi

Kategori kekuasaan Menurut French dan Raven (1959)
  • Kekuasaan Ganjaran (Reward Power) 
Target taat agar ia mendapat ganjaran yang diyakininya dikuasai atau dikendalikan oleh agent

  • Keuasaan koersif (Coercive Power)
Target taat agar ia terhindar dari hukuman yang diyakininya diatur oleh agen
  • Kekuasaan resmi (Legitimate Power )
Target taat karena ia yakin bahwa agent mempunyai hak untuk membuat ketentuan atau peraturan dan bahwa terget mempunyai kewajiban untuk taat.
  • Kekuasaan keahlian ( Expert Power )
Target taat karena ia yakin atau percaya bahwa agent mempunyai pengetahuan khusus tentang cara terbaik untuk melakukan sesuatu.
  • Kekuasaan rujukan ( Referent Power )
Target taat karena ia mumuja agent atau mengindentifikasikan dirinya dengan agent dan mengharapkan persetujuan agent.

Kesimpulan :
Kekuasaan merupakan sebuah kemampuan seseorang ataupun kelompok dalam memberi pengaruh pada system yang ada serta kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain untuk mentaati ketentuan dan atau merubah suatu kondisi yang tidak mendukung keberlangsungan suatu hubungan. Menurut Frend dan Raven sumber sebuah kekuasaan ada 3 yaitu; kedudukan, kepribadian serta politik.

DAFTAR PUSTAKA
  • Soerjono Soekanto dan Agus Brotosusilo. R.A. Schermerhon Masyarakat dan Kekuasaan. Jakarta: Rajawali, 1986.
  • Surwono, Sarlito W.2005. Psikologi Sosial (Psikologi kelompok dan Psikologi Terapan). Balai Pustaka, Jakarta.
  • http://download.portalgaruda.org/article.php?article=7661&val=548


Minggu, 11 Oktober 2015

Psikologi Manajemen : Mempengaruhi Prilaku


Kelompo 3 ( Durian )
  1. A Salman Dimastara
  2. Ayu Rosita Nur Awaliyah
  3. Citra Anggraeni Aprilia
  4. Fani 
  5. Sastia Juliana
  6. Yenti Astuti

PENDAHULUAN

Pada tugas kali ini kelompok kami akan membahas tentang mempengaruhi prilaku, seperti yang kita tau perilaku manusia adalah refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, persepsi, minat, keinginan dan sikap. Hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang sebagian terletak dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor internal sebagian lagi terletak di luar dirinya atau disebut dengan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan.
Kami akan menjelaskan tentang definisi pengauh, kunci-kunci perubahan perilaku, bagaimana mempengaruhi orang lain berbagai model, dan apa itu wewenang . 


1. DEFINISI PENGARUH

Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. 
Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.
Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang” (Depdikbud, 2001:845). WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (Poerwardaminta:731).


2. KUNCI KUNCI PERUBAHAN PRILAKU

Menurut WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993), perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu : 
  1. Perubahan alamiah (natural change), ialah perubahan yang dikarenakan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia hidup dan beraktifitas. 
  2. Perubahan terencana (planned change), ialah perubahan ini terjadi, karena memang direncanakan sendiri oleh subjek. 
  3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to change), ialah perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-program baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda.

Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu : 
  1. Pemikiran dan perasaan Bentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan lain-lain. 
  2. Orang penting sebagai referensi Apabila seseorang itu penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan dan lakukan cendrung untuk kita contoh. Orang inilah yang dianggap kelompok referensi seperti : guru, kepala suku dan lain-lain. 
  3. Sumber-sumber daya Yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya : waktu, uang, tenaga kerja, ketrampilan dan pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun negatif. 
  4. Kebudayaan Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang disebut kebudayaan. Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku. Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa, alasan seseorang berperilaku. Oleh sebab itu, perilaku yang sama diantara beberapa orang dapat berbeda-beda penyebab atau latar belakangnya



3. BAGAIMANA MEMPENGARUHI ORANG LAIN : BERBAGAI MODEL

Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar Pendekatan komunikasi persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu;
  1. Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
  2. Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif. Misalnya, iklan yang menyenangkan, lucu dan membuat kita berempati termasuk menggunakan pendekatan psychological argument dengan efek emosi yang positif. Sedangkan iklan yang menjemukan, memuakkan bahkan membuat kita marah termasuk pendekatan psychological argument dengan efek emosi negatif.
  3. Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang dalam bidangnya.

Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
  1. Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
  2. Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.
  3. Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
  4. Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat (memorable) oleh audience/komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan dikasi “nggak ada loe nggak rame”



4. WEWENANG

Daft (2002 : 397) mengemukakan bahwa wewenang adalah hak formal dan legitimasi dari seseorang manajer untuk membuat keputusan, mengeluarkan perintah, dan mengalokasikan sumber daya untuk mencapai hasil yang diinginkan oleh organisasi. 
Di sisi lain Simon (2004 : 195) menjelaskan bahwa wewenang adalah kekuasaan untuk mengambil keputusan yang membimbing tindakan-tindakan individu-individu lainnya. Senada dengan respon diatas Hasibuan (2006 : 64) menguraikan bahwa wewenang adalah kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain, berbuat atau tidak berbuat sesuatu; wewenang merupakan dasar hukum yang syah dan legal untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan. 
Namun Siagian (dalam Herujito 2001 : 171) menyatakan “setiap pejabat dalam organisasi harus melaksanakan tugas dan kewajibannya berdasarkan atas wewenang yang melekat pada jabatannya mempunyai arti setelah kepadanya diberi 6 wewenang organisasi, wewenang organisasi merupakan hak untuk bertindak atau hak untuk memberi perintah dan juga untuk menimbulkan tindakan-tindakan dari orang lain. 
Jadi dapat dijelaskan bahwa wewenang (authority) merupakan dasar untuk bertindak, berbuat, dan melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu lembaga. Tanpa wewenang orang-orang dalam lembaga tidak dapat berbuat apa-apa. 
  1. Dalam authority selalu terdapat power and right, tetapi dalam power belum tentu terdapat wewenang yang baik. Stoner dkk, (1996 : 45) mengemukakan bahwa dalam banyak kantor, pimpinan menggunakan wewenang dengan membaginya menjadi beberapa jenis yaitu :  Wewenang Lini 
  2. Wewenang Staff 
  3. Wewenang Fungsional Sementara itu Hasibuan (2006 : 67) mengklasifikasi sumber-sumber wewenang (authority) sebagai berikut : 
  • Teori wewenang formal (Formal authority theory )
  • Teori penerimaan wewenang (Acceptance authority theory) 
  • Wewenang diperoleh seseorang karena situasi (Authority ot the situation) 
  • Wewenang karena posisi (jabatan) dalam organisasi (Position authority) 
  • Wewenang teknis (Tecnical authority) 
  • Wewenang hukum (Yuridis authority)


PENUTUP

Kesimpulan :
Jadi, Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang . Kemudian kunci- kunci perubahan perilaku menurut WHO ada tiga perubahan alamiah, perubahan terencana dan perubahan dari kesediannya untuk berubah. Lalu berbagai model dalam mempengaruhi orang lain ada tiga logical argument, Psychological/ emotional argument, dan Argument based on credibility. Dan wewenang (authority) adalah dasar untuk bertindak, berbuat, dan melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu lembaga. Tanpa wewenang orang-orang dalam lembaga tidak dapat berbuat apa-apa.. 

Sumber :

  • file:///C:/Users/HP/Downloads/MENCIPTAKAN-SINKRONISASI-WEWENANG-DAN-TANGGUNG-JAWAB-DI-LEMBAGA-PENGABDIAN-MASYARAKAT-UNIVERSITAS-NEGERI-GORONTALO.pdf
  • http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17871/4/Chapter%20II.pdf
  • http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter%20II.pdf


Selasa, 06 Oktober 2015

Psikologi Manajemen : Komunikasi

3PA06
Kelompok 3 (Durian)
1. A Salman Dimastara
2. Ayu Rosita N.A
3. Citra Anggraeni A
4. Sastia Juliana
5. Yenti Astuti
6. Fanni J


KOMUNIKASI

A.    PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk konkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut. Namun dalam pembahasan yang ada di dalam makalah ini adalh mengenai definisi komunikasi dan berserta dimensi-dimensinya. Oleh karena itu untuk memenuhi pembelajaran mata kuliah psikologi manajemen ini, penulis mengambil judul “Definisi Komunikasi dan Dimensi-dimensi” di dalam makalah yang kami tulis ini.


B.    TEORI
Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin., yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. Jadi secara garis besar , dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsure-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pngertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan (message) dari pengiriman pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan atau informasi pada komunikan sebagai sasaran komunikasi.
Wilbur Schrarmm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process), Schrarmm menguraikannya demikian :” komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness) dengan seseorang, yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Misalnya , saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian atau pemahaman yang sama terhadap pesan tertentu. “
Dari uraian Schrarmm , dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness) , kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience  - receiver) . sebuah komunikasi akan efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain sama seperti yang dikehendaki oleh penyampai. 


C.    MENURUT PARA TOKOH
•    Sarah Trebholm dan Arthur Jensen (1996 : 4) mendefinisikan komunikasi demikian: “A process by which a source transmits a message to a reciever through some channel.”
(Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragaman saluran.)
•    Hoveland ( 1948:371)11 mendefinisikan komunikasi, demikian:” The process by which an individual ( the communicator ) transmits stimuli (usually verbal symbols ) to modify, the behavior of other individu”.
(Komunikasi adalah proses di mana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.)
•    Gode ( 1969: 5) memberikan pengertian mengenai komunikasi, sebagai berikut: “It is a process that makes common to or several what was the monopoly of one or some.”
(Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang.)
•    Raymond S. Ross (1983:8) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan symbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator.
•    Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas , rangkaian atau taha-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut (A.Winnet).
•    Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non-verbal. Sistem ini dapat di sosialisasikan secara langsung atau tatap muka atau melalui media lain (Tulisan, Oral dan Visual ) (Karlfriet Knapp).


D.    DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI
Terdapat 4 dimensi didalam komunikasi,yaitu :
1.    Isi
    Ani biasanya berbicara kepada Bimo tentang sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat membeda-bedakan kategori dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan fakta atau merupakan perasaan.
2.    Suara
    Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan Bimo sukar untuk mendengar apa yang dikatakan oleh Ani. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara psikologis, seperti misalnya pikiran Bimo tentang hal-hal lain, sehingga sekali lagi adalah sukar bagi Bimo untuk mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata yang dipergunakan oleh Ani di dalam cara sebagaimana Ani memahaminya.
3.    Jaringan Komunikasi
    Biasanya kita berpikir bahwa percakapan antara Ani dengan Bimo adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu, terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa Ani dapat berbicara dengan Bimo hanya dengan melalui Cika atau Deni. Sebagaimana satu bab berikut akan memperlihatkan, bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh suatu organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antar anggotanya satu sama lain.
4.    Arah Komunikasi
    Arah Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh Ani dan Bimo, sejauh manapun gangguan suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, Ani  mungkin berbicara dengan Bimo cara ini: Ani =>Bimo; atau cara ini: Ani=><=Bimo. Ani dapat berbicara dan Bimo hanya dapat mendengarkan, yaitu komunikasi satu arah; atau Ani dapat berbicara dan Bimo dapat membalas berbicara kembali, yaitu komuniksai dua arah.

Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah :
a. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
b. Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
c. Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
d. Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002 : 310-311).

Bentuk-bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
b. Komunikasi horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
c. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian (Effendy, 2000 : 17).
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral (menyisi).
Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.
a. Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
b. Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan masalah-masalah yang ada.
Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama (Robbins, 2002 : 314-315).

Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
•    Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
•    Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
•    Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
•    Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
•    Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Proses komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1.    Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2.    Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
3.    Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
4.    Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.


E.    PENUTUP

Kesimpulan :
Komunikasi dapat disimpulkan sebagai berikut : komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah merupakan satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada timbal balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana satu orang memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga memberikan informasi, sehingga terjadi pertukaran informasi diantara keduanya.
 Komunikasi adalah yang berhasil melahirkan kebersamaan , kesepahaman antara sumber dengan penerima. Sebuah komunikasi akan efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain sama seperti yang dikehendaki oleh penyampai. 
Beberapa ahli mengemukakan definisi dari komunikasi, adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.


Sumber:
-    Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta  :PT.Gramedia Widiarsana Indonesia.
-    Zarkasi, Muslichah. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga
-    Suprapto, Drs. Tommy. 2009. PENGANTAR TEORI DAN MANAJEMEN KOMUNIKASI. Yogyakarta : Media Pressindo
-    Witzany, Guenther. “The Logos of the Bios 2. Bio-communication. Umweb, Helsinki (2007).

Minggu, 04 Oktober 2015

Tugas Psikologi Manajemen : Komunikasi

Kelompok 3 (Durian)
1. A Salman Dimastara
2. Ayu Rosita N.A
3. Citra Anggraeni A
4. Sastia Juliana


KOMUNIKASI

A.    PENDAHULUAN

Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk konkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut. Namun dalam pembahasan yang ada di dalam makalah ini adalh mengenai definisi komunikasi dan berserta dimensi-dimensinya. Oleh karena itu untuk memenuhi pembelajaran mata kuliah psikologi manajemen ini, penulis mengambil judul “Definisi Komunikasi dan Dimensi-dimensi” di dalam makalah yang kami tulis ini.


B.    TEORI

Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin., yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. Jadi secara garis besar , dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsure-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pngertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan (message) dari pengiriman pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan atau informasi pada komunikan sebagai sasaran komunikasi.
Wilbur Schrarmm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process), Schrarmm menguraikannya demikian :” komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness) dengan seseorang, yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Misalnya , saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian atau pemahaman yang sama terhadap pesan tertentu. “
Dari uraian Schrarmm , dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness) , kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience  - receiver) . sebuah komunikasi akan efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain sama seperti yang dikehendaki oleh penyampai. 


C.    MENURUT PARA TOKOH

  • Sarah Trebholm dan Arthur Jensen (1996 : 4) mendefinisikan komunikasi demikian: “A process by which a source transmits a message to a reciever through some channel.” (Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragaman saluran.)
  • Hoveland ( 1948:371)11 mendefinisikan komunikasi, demikian:” The process by which an individual ( the communicator ) transmits stimuli (usually verbal symbols ) to modify, the behavior of other individu”.(Komunikasi adalah proses di mana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.)
  • Gode ( 1969: 5) memberikan pengertian mengenai komunikasi, sebagai berikut: “It is a process that makes common to or several what was the monopoly of one or some.” (Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang.)
  • Raymond S. Ross (1983:8) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan symbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator.
  • Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas , rangkaian atau taha-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut (A.Winnet).
  • Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non-verbal. Sistem ini dapat di sosialisasikan secara langsung atau tatap muka atau melalui media lain (Tulisan, Oral dan Visual ) (Karlfriet Knapp).


D.    DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI
Terdapat 4 dimensi didalam komunikasi,yaitu :
1.    Isi
    Ani biasanya berbicara kepada Bimo tentang sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat membeda-bedakan kategori dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan fakta atau merupakan perasaan.

2.    Suara
    Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan Bimo sukar untuk mendengar apa yang dikatakan oleh Ani. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara psikologis, seperti misalnya pikiran Bimo tentang hal-hal lain, sehingga sekali lagi adalah sukar bagi Bimo untuk mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata yang dipergunakan oleh Ani di dalam cara sebagaimana Ani memahaminya.

3.    Jaringan Komunikasi
    Biasanya kita berpikir bahwa percakapan antara Ani dengan Bimo adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu, terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa Ani dapat berbicara dengan Bimo hanya dengan melalui Cika atau Deni. Sebagaimana satu bab berikut akan memperlihatkan, bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh suatu organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antar anggotanya satu sama lain.

4.    Arah Komunikasi
    Arah Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh Ani dan Bimo, sejauh manapun gangguan suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, Ani  mungkin berbicara dengan Bimo cara ini: Ani =>Bimo; atau cara ini: Ani=><=Bimo. Ani dapat berbicara dan Bimo hanya dapat mendengarkan, yaitu komunikasi satu arah; atau Ani dapat berbicara dan Bimo dapat membalas berbicara kembali, yaitu komuniksai dua arah.


E.    PENUTUP

Kesimpulan :
 Komunikasi adalah yang berhasil melahirkan kebersamaan , kesepahaman antara sumber dengan penerima. Sebuah komunikasi akan efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain sama seperti yang dikehendaki oleh penyampai. 


Sumber:
  • Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta  :PT.Gramedia Widiarsana Indonesia.
  • Zarkasi, Muslichah. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga
  • Suprapto, Drs. Tommy. 2009. PENGANTAR TEORI DAN MANAJEMEN KOMUNIKASI.Yogyakarta : Media Pressindo
 

ayurositana Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang