Minggu, 23 November 2014

Tugas Softskill Fenomena Internet Addiction



Fenomena Internet Addiction



Fenomena Addiction terhadap internet atau kecanduan terhadap internet bisa juga disebut syndrome yang ditandai dengan menghabiskan banyak waktu dengan internet dan tidak bisa mengontrolnya. Saat ini fenomena addiction sudah menjangkit ke segala jenis umur manusia terutama pada remaja . contoh kasus sederhana, ketika kita bertemu dengan teman-teman yang lama sudah tidak berjumpa, kita justru asik sendiri dengan gadget masing-masing padahal pertemuan ini menjadi pertemuan yang dinanti-nantikan oleh mereka semua, tetapi mereka merusaknya karena hanya perduli dengan gadgetnya. 

a. faktor etiologi
·         - Masalah pribadi : sebagai manusia kita selalu dihadapkan dengan masalah-masalah yang ada. Kemudian kita tidak tau siapa seseorang yang tetap untuk kita berbagi, sehingga internet menjadi pelariannya untuk “menyandarkan diri” meluapkan masalah-masalahnya yang ada melaluli internet. Ini bisa menjadi penyebab terjadinya internet addiction.
·         - Respon Biokimia otak : beberapa kasus kecanduan, muncul sebuat rasa nikmat saat mereka melakukan koneksi dan menjelajahi dunia maya. Oerasaan senang atau nikmat tersebut kemungkinan besar terkait dengan hormone endorphin yang dikeluarkan oleh hipotalamus otak.
·        - Rasa malu berlebih : Ada beberapa jenis orang yang mempunyai rasa malu berlebih ketika mereka berinteaksi langsung dengan seseorang, dan mengakibatkan mereka mereka tidak nyaman akan situasi tersebut. Seseorang yang memiliki rasa malu lebih justru malah lebih nyaman melakukan interaksi di dunia maya, salah satu kelibahan dunia maya adalah mereka bisa tidak memunculkan identitas asli mereka, biasa jadi ini awal dari mereka terkena internet addiction.
·        - Internet sebagai sarana melarikan diri : point bisa jadi gabungan dari masalah pribadi dan rasa malu berlebih. Mereka menganggap dengan berinteraksi ke dunia maya itu menjadi sangat berguna dan tidak jarang mereka menaggapnya itu sebagai relaksasi. Saat mereka sudah merasa terikat dengan internet, mereka berpotensi mengalami kecanduan internet.
·        - Berbagi kemudahan instan : internet menawarkan berbagai kemudahan mulai dari game online sampai berbelanja online melalui internet. Dari internet juga kita bisa mengetahui informasi dengan cepat entah seberapa jauhnya informasi itu dari kita. Saat ini sudah banyak agen-agen yang menawarkan kemudahan dalam internet tak bisa disangkal beragam aktivitas dengan kemudahan akses membuat mereka berlama-lama menghabiskan waktu untuk internet.

b. Jenis-jenis Adiksi
Berikut ini adalah sub-sub tipe dari internet addiction menurut Kimberly S. Young, et. al. (2006):
·   Cybersexual Addiction,
Termasuk ke dalam cybersexual addiction antara lain adalah individu yang secara kompulsif mengunjungi website-website khusus orang dewasa, melihat hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas yang tersaji secara eksplisit, dan terlibat dalam pengunduhan dan distribusi gambar-gambar dan file-file khusus orang dewasa.
·   Cyber-Relationship Addiction
Cyber-relationship addiction mengacu pada individu yang senang mencari teman atau relasi secara online. Individu tersebut menjadi kecanduan untuk ikut dalam layanan chat room dan seringkali menjadi terlalu-terlibat dalam hubungan pertemanan online atau terikat dalam perselingkuhan virtual.
·   Net compulsions
Yang termasuk dalam sub tipe net compulsions misalnya perjudian online, belanja online, dan perdagangan online.
·   Information Overload
Information overload mengacu pada web surfing yang bersifat kompulsif.
·   Computer Addiction
Salah satu bentuk dari computer addiction adalah bermain game komputer yang bersifat obsesif.

Sumber:
·         Demetrovic, Zsolt, et.al. 2008. The Three-factor Model On Internet Addiction: The Development of the Problematic Internet Use Questionnaire.
Young, Kimberly S. 2006. Cyber Disorder: The Mental Health Concern for the New Millennium.  
·         http://artikel.okeschool.com

Tugas Softskill fenomena bullying



Fenomena Bullying

Membullying atau sifat suka mengintimidasi seseorang , melemparkan ejekan atau kekerasan kepada seseorang yang tidak berdaya, bisa juga menjadi cara untuk melampiaskan amarahnya dengan melakukan bullying. Biasanya seseorang yang suka membullying juga pernah jadi korban dari bullying itu sendiri . seseorang yang tingkat percayaan dirinya tinggi juga bisa menjadi penyebab bullying karena dia merasa dirinya sudah sempurna daripada orang lain. ada beberapa faktor yang mempengaruhi bullying :

Faktor keluarga: Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah: orangtua yang kerap menghukum anaknya secara berlebihan atau situasi rumah yang penuh stres, agresi dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orangtua mereka dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. 

 

Faktor sekolah: Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, terutama pada kasus kekerasan verbal dan relasional, anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi anak-anak yang lainnya. 

 

Faktor kelompok sebaya: Anak-anak ketika berinteraksi di sekolah dan dengan teman sekitar rumah kadang kala terdorong melakukan bullying untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, untuk mendapatkan respek dari teman, atau untuk menunjukkan di depan teman-temannya bahwa dia punya kekuatan, dia yang paling berani, dialah orang yang berkuasa dikelompoknya.

 

Faktor lingkungan: Lingkungan sekitar rumah sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku bullying, misalnya anak hidup pada lingkungan orang yang sering berkelahi atau bermusuhan, berlaku tidak sesuai dengan norma yang ada, maka anak akan mudah meniru perilaku lingkungan itu dan merasa tidak bersalah, atau menganggapnya sebagai hal yang biasa yang tidak melanggar norma.. Juga tayangan berita, sinetron, film, dan media cetak yang secara vulgar menyuguhkan kekerasan, secara tidak langsung memberi legitimasi perilaku kekerasan. (www.konselorsekolah.com)



Contoh kasus nyata :

 

Seorang anak SMP berinisial MA mengunggah video yang membullying Prsiden Jokowi melalui facebooknya . akhirnya ditangkap oleh polisi karena perbuatannya itu, tetapi di bertahan di penjara hanya sebentar karena Presiden Jokowi memaafkannya perbuatannya tersebut .

 

"Saat musim Pilpres itu dia dimasukan ke dalam grup yang isinya saling membully antara capres A dengan capres B. Dia memposting baik berupa teks maupun gambar yang sudah beredar di media sosial," tuturnya.

 

Karena tergabung dalam grup yang saling membully tersebut, lanjut Irfan, maka MA juga melakukan hal yang sama. "Karena terjebak dalam situasi seperti itu, maka dia ikut-ikutan membully dan posting saling serang," tuturnya.(sus)( news.okezone.com) 

 

MA masih polos dia tidak tau dampak kedepannya jika mengunggah video tersebut. Sebenarnya video itu bukan MA yang membuat karena dia masih SMP masih belum tau kemampuan untuk mengedit foto. MA melihat banyaknya gambar yang beredar pada musim pilpres membuat dia merasa iseng dan mengambilnya kemudian mengunggahnya kembali ke akun facebooknya.

 

Dari informasi diatas MA melakukan bullying atas faktor teman sebaya karena MA masuk dalam sebuah grup yang isinya saling membullying, maka MA juga melakukan hal sama untuk mendapatkan respek dari teman, atau untuk menunjukkan di depan teman-temannya bahwa dia bisa dan layak untuk masuk grup tersebut.
 

ayurositana Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang