Minggu, 23 November 2014

Tugas Softskill fenomena bullying



Fenomena Bullying

Membullying atau sifat suka mengintimidasi seseorang , melemparkan ejekan atau kekerasan kepada seseorang yang tidak berdaya, bisa juga menjadi cara untuk melampiaskan amarahnya dengan melakukan bullying. Biasanya seseorang yang suka membullying juga pernah jadi korban dari bullying itu sendiri . seseorang yang tingkat percayaan dirinya tinggi juga bisa menjadi penyebab bullying karena dia merasa dirinya sudah sempurna daripada orang lain. ada beberapa faktor yang mempengaruhi bullying :

Faktor keluarga: Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah: orangtua yang kerap menghukum anaknya secara berlebihan atau situasi rumah yang penuh stres, agresi dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orangtua mereka dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. 

 

Faktor sekolah: Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, terutama pada kasus kekerasan verbal dan relasional, anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi anak-anak yang lainnya. 

 

Faktor kelompok sebaya: Anak-anak ketika berinteraksi di sekolah dan dengan teman sekitar rumah kadang kala terdorong melakukan bullying untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, untuk mendapatkan respek dari teman, atau untuk menunjukkan di depan teman-temannya bahwa dia punya kekuatan, dia yang paling berani, dialah orang yang berkuasa dikelompoknya.

 

Faktor lingkungan: Lingkungan sekitar rumah sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku bullying, misalnya anak hidup pada lingkungan orang yang sering berkelahi atau bermusuhan, berlaku tidak sesuai dengan norma yang ada, maka anak akan mudah meniru perilaku lingkungan itu dan merasa tidak bersalah, atau menganggapnya sebagai hal yang biasa yang tidak melanggar norma.. Juga tayangan berita, sinetron, film, dan media cetak yang secara vulgar menyuguhkan kekerasan, secara tidak langsung memberi legitimasi perilaku kekerasan. (www.konselorsekolah.com)



Contoh kasus nyata :

 

Seorang anak SMP berinisial MA mengunggah video yang membullying Prsiden Jokowi melalui facebooknya . akhirnya ditangkap oleh polisi karena perbuatannya itu, tetapi di bertahan di penjara hanya sebentar karena Presiden Jokowi memaafkannya perbuatannya tersebut .

 

"Saat musim Pilpres itu dia dimasukan ke dalam grup yang isinya saling membully antara capres A dengan capres B. Dia memposting baik berupa teks maupun gambar yang sudah beredar di media sosial," tuturnya.

 

Karena tergabung dalam grup yang saling membully tersebut, lanjut Irfan, maka MA juga melakukan hal yang sama. "Karena terjebak dalam situasi seperti itu, maka dia ikut-ikutan membully dan posting saling serang," tuturnya.(sus)( news.okezone.com) 

 

MA masih polos dia tidak tau dampak kedepannya jika mengunggah video tersebut. Sebenarnya video itu bukan MA yang membuat karena dia masih SMP masih belum tau kemampuan untuk mengedit foto. MA melihat banyaknya gambar yang beredar pada musim pilpres membuat dia merasa iseng dan mengambilnya kemudian mengunggahnya kembali ke akun facebooknya.

 

Dari informasi diatas MA melakukan bullying atas faktor teman sebaya karena MA masuk dalam sebuah grup yang isinya saling membullying, maka MA juga melakukan hal sama untuk mendapatkan respek dari teman, atau untuk menunjukkan di depan teman-temannya bahwa dia bisa dan layak untuk masuk grup tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

 

ayurositana Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang